SIAPA SOSOK IRMA TENDENGAN ? PEMBERANI BERSUARA ATAS DUGAAN SILUMAN P3K TORAJA UTARA.

Saya diam-diam mengikuti semua postingan Irma Tendengan di media sosial, mencermati setiap tulisannya, foto dokumen yang ia unggah, hingga tangkapan layar percakapan yang ia bagikan. Irma adalah seorang bidan muda asal Tondon, Toraja Utara, yang saat ini mengabdi di Kabupaten Mappi, Papua Selatan. Walaupun berada jauh dari kampung halamannya, ia tetap menaruh perhatian besar terhadap nasib daerahnya.

Awal mula saya tertarik adalah ketika Irma mulai menulis tentang dugaan adanya “honorer siluman” dalam kelulusan PPPK Tahap II di Toraja Utara. Istilah ini mengacu pada peserta yang tidak pernah tercatat sebagai tenaga honorer resmi, namun tiba-tiba lolos seleksi dan menerima SK pengangkatan.

Salah satu yang Irma bongkar adalah sebuah surat keterangan (suket) yang mencantumkan nama Camat Kapala Pitu sebagai penerbit. Saat dikonfirmasi oleh Irma, camat tersebut dengan tegas membantah pernah menandatangani surat itu atau mengenal peserta yang bersangkutan (tekape.co).

Tidak berhenti di situ, Irma juga menghubungi Kepala Satpol PP Toraja Utara, Rianto Yusuf, yang namanya ikut tercantum dalam dokumen. Jawabannya sama: peserta itu tidak pernah bekerja di bawah instansinya (inspirasipos.com).

Dari penelusurannya, Irma menemukan dugaan keterlibatan seorang pejabat berinisial RY yang disebut memberi “petunjuk” kepada peserta untuk mengisi formasi kosong melalui jalur yang tidak resmi. Dugaan ini mengarah pada pemalsuan tanda tangan dan cap dinas, yang jelas termasuk pelanggaran hukum (sulsel.ngerti.id).

Irma kemudian menyerukan agar dilakukan audit menyeluruh terhadap seluruh dokumen yang dipakai peserta dalam seleksi, bahkan meminta agar Ombudsman dan aparat penegak hukum dilibatkan untuk memastikan prosesnya transparan dan bersih dari manipulasi (kasuaritv.com).

Memang benar, dalam beberapa postingan dan komentarnya, Irma kadang melontarkan kata-kata kasar yang cukup keras bagi sebagian orang. Namun jika kita menarik garis besar, terlepas dari gaya bicaranya, satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah keberaniannya. Ia berdiri sendirian di garis depan, berhadapan dengan kemungkinan tekanan dan risiko sosial, demi membongkar sindikat siluman yang menggerogoti integritas seleksi PPPK di Toraja Utara.

Bagi saya, Irma adalah sosok yang memadukan keberanian, kecerdikan, dan tekad untuk mencari kebenaran. Ia tidak hanya bicara, tapi mengumpulkan bukti, menghubungi narasumber langsung, dan mempublikasikan temuannya agar masyarakat tahu. Dan di tengah banyak orang yang memilih diam, suara lantang seperti inilah yang patut dicatat dan diingat.

Posting Komentar

0 Komentar