Jumat, 26 Desember 2014

Kisah Di hari natal

:: Kisah Mengharukan di Hari Natal ::

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di
Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari
mengambil rute melintasi daerah tanah yang
berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang
berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju
kencang dan tidak beraturan.
Setiap kali berhasil menyebrangi jalan raya
tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja tiap
pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya.
Tindakannya ini selama ini diamati oleh seorang
Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap
bocah yang lugu dan beriman tersebut.
“Bagaimana kabarmu, Andy? Apakah kamu akan
ke Sekolah?”
“Ya, Bapa Pendeta!” balas Andy dengan
senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut.
Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy
sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah
tersebut, “Jangan menyebrang jalan raya sendirian,
setiap kali pulang sekolah, kamu boleh mampir ke
Gereja dan saya akan memastikan kamu pulang ke
rumah dengan selamat.”
“Terima kasih, Bapa Pendeta.” “Kenapa kamu tidak
pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja
setelah pulang sekolah?” “Aku hanya ingin
menyapa kepada Tuhan.. sahabatku.”
Dan Pendeta tersebut meninggalkan Andy untuk
melewatkan waktunya di depan altar berbicara
sendiri, tetapi pastur tersebut bersembunyi di balik
altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan
Andy kepada Bapa di Surga.
“Engkau tahu Tuhan Yesus, ujian matematikaku
hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek
walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu
kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim
paceklik dan yang bisa kumakan hanya kue ini.
Terima kasih buat kue ini, Tuhan! Tadi aku melihat
anak kucing malang yang kelaparan dan aku
memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya,
aku jadi tidak begitu lapar. Lihat ini selopku yang
terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu
minggu depan. Engkau tahu sepatu ini akan rusak,
tapi tidak apa-apa……. paling tidak aku tetap dapat
pergi ke sekolah. Orang-orang berbicara bahwa
kami akan mengalami musim panen yang susah
bulan ini, bahkan beberapa dari temanku sudah
berhenti sekolah, tolong Bantu mereka supaya bisa
bersekolah lagi. Tolong Tuhan Yesus…….
Oh, ya..Engkau tahu, Tuhan….. kalau Ibu
memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku
tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih
punya seorang Ibu. Tuhan Yesus, Engkau mau lihat
lukaku??? Aku tahu Engkau dapat
menyembuhkannya, disini..disini.aku rasa Engkau
tahu yang ini kan….??? Tolong jangan marahi
ibuku, ya…..?? dia hanya sedang lelah dan kuatir
akan kebutuhan makan dan biaya sekolahku..itulah
mengapa dia memukul aku.
Oh, Tuhan yesus..aku rasa, aku sedang jatuh cinta
saat ini……. Ada seorang gadis yang sangat cantik
dikelasku, namanya Anita. menurut Engkau,
apakah dia akan menyukaiku??? Bagaimanapun
juga paling tidak aku tahu Engkau tetap
menyukaiku karena aku tidak usah menjadi
siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau
adalah sahabatku. Oh ya……ulang tahunMu tinggal
dua hari lagi, apakah Engkau gembira??? Tunggu
saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah
untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu. Aku berharap
Engkau menyukainya. Oooops..aku harus pergi
sekarang.” Kemudian Andy segera berdiri dan
memanggil Pendeta .
“Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai
bicara dengan sahabatku, Anda bisa menemaniku
menyebrang jalan sekarang!” Kegiatan tersebut
berlangsung setiap hari, Andy tidak pernah absen
sekalipun. Pendeta Agaton berbagi cerita ini
kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu
karena dia belum pernah melihat suatu iman dan
kepercayaan yang murni kepada Tuhan.. Suatu
pandangan positif dalam situasi yang negatif.
Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit
sehingga tidak bisa memimpin gereja dan dirawat
di rumah sakit. Gereja tersebut diserahkan kepada
4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan
selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain
perbuat.
Mereka juga mengutuki orang yang menyinggung
mereka.
Ketika mereka sedang berdoa, Andy pun tiba di
Gereja tersebut usai menghadiri pesta Natal di
sekolahnya, dan menyapa “Halo Tuhan..Aku..”
“Kurang ajar kamu, bocah!!! Tidakkah kamu lihat
kalau kami sedang berdoa???!!! Keluar, kamu!!!!!”
Andy begitu terkejut, ”Dimana Bapa Pendeta
Agaton..??Seharusnya dia membantuku
menyeberangi jalan raya. dia selalu menyuruhku
untuk mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak
hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus,
karena hari ini hari ulang tahunNya, akupun punya
hadiah untukNya..”
Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari
dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu
menarik kerahnya dan mendorongnya keluar
Gereja. “Keluar kamu, bocah! Kamu akan
mendapatkannya!!!” Andy tidak punya pilihan lain
kecuali sendirian menyebrangi jalan raya yang
berbahaya tersebut di depan Gereja.
……Lalu dia menyeberang, tiba-tiba sebuah bus
datang melaju dengan kencang – di situ ada
tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy
melindungi hadiah tersebut di dalam saku bajunya,
sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut.
Waktunya hanya sedikit untuk menghindardan
Andypun tewas seketika……….
Orang-orang disekitarnya berlarian dan
mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang
sudah tidak bernyawa lagi. Tiba-tiba, entah
muncul dari mana ada seorang pria berjubah putih
dengan wajah yang halus dan lembut, namun
dengan penuh airmata datang dan memeluk bocah
malang tersebut. Dia menangis.
Orang-orang penasaran dengan dirinya dan
bertanya,”Maaf tuan..apakah anda keluarga dari
bocah yang malang ini? Apakah anda
mengenalnya?” Tetapi pria tersebut dengan hati
yang berduka karena penderitaan yang begitu
dalam berkata,”Dia adalah sahabatku.” Hanya
itulah yang dikatakan. Dia mengambil bungkusan
hadiah dari dalam saku baju bocah malang
tersebut dan menaruhnya di dadanya. Dia lalu
berdiri dan membawa pergi tubuh bocah tersebut,
kemudian keduanya menghilang. Orang-orang yang
ada disekitar tersebut semakin penasaran dan
takjub..
Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita
yang sangat mengejutkan. Diapun berkunjung ke
rumah Andy untuk memastikan pria misterius
berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu
dengan kedua orangtua Andy. “Bagaimana anda
mengetahui putra anda telah meninggal?” “Seorang
pria berjubah putih yang membawanya kemari.”
Ucap ibu Andy terisak.
“Apa katanya?” Ayah Andy berkata,”Dia tidak
mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat
berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia
terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy,
sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik.
Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk
dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan
anak kami dan tersenyum lembut. Dia
menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan
memberikan kecupan di keningnya, kemudian Dia
membisikkan sesuatu.
“Apa yang dikatakan?” “Dia berkata kepada
putraku..” ujar sang Ayah. “Terima kasih buat
kadonya. Aku akan berjumpa denganmu. Engkau
akan bersamaku.” Dan sang ayah melanjutkan,
“Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu
indah.. Aku menangis tapi tidak tahu mengapa
bisa demikian. Yang aku tahu, aku menangis
karena bahagia. Aku tidak dapat menjelaskannya
Bapa Pendeta, tetapi ketika dia meninggalkan
kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi hati
kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam
di hatiku.. Aku tidak dapat melukiskan sukacita
dalam hatiku. aku tahu, putraku sudah berada di
Surga sekarang. Tapi tolong Bapa Pendeta
.. Siapakah pria ini yang selalu bicara dengan
putraku setiap hari di Gerejamu? Anda seharusnya
mengetahui karena anda selalu di sana setiap hari,
kecuali pada saat putraku meninggal.
Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya
menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia
berbisik,”Dia tidak berbicara kepada siapa-siapa…
kecuali dengan Tuhan.”
Kisah yang luar biasa, mengingatkan kita semua
untuk terus mengucap syukur kepada Tuhan,
karena seringkali kita lupa Bahwa Tuhan slalu
“Peduli” dengan kita, apapun keadaan kita hari
ini…satu hal, kita semua adalah sahabatnya, jika
kita mencintaiNya.
God Bless You All!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya .semoga dapat bermamaaf . kritik dan saran sangat perlu untuk membangun blog ini.